Sekian lama kita menghirup udara tahun ini, sekian jauh kita beranjak. Tanpa terasa uap-uap menjelang perubahan tahun mulai mengema. Baiklah, mari kita sama-sama menyediakan satu pena dan selembar kertas. Nah loh?? Buat apa?! Ya untuk berkreasi melukiskan hari-hari yang kita lalui, menjabarkan hal apa saja yang sudah kita lewati selama hampir satu tahun ini. Adakah nilai merah di sana atau malah jeblok, atau mungkin ada nilai yang mengembangkan senyum kita. Tentulah sangat beranekaragam dan bervariasi.
Kalau misalnya masih ada terselip angka cemberut, itu berarti masih ada PR bagi kita. Perlu perbaikan dan jangan ditunda-tunda. Istilahnya sewaktu pagi kenapa harus menunggu sore. Kalau dari istilah penyakit selagi belum parah secepatnya diobati, sebelum semakin darurat. Jadi, lakukan yang terbaik agar rapor kehidupan kita tidak memalukan. Sesuatu yang akibatnya baik, paksakanlah dan siapa lagi yang bisa memaksa diri kita selain kita sendiri.
Pernah mendengar ungkapan “Kewajiban kita lebih banyak daripada waktu yang tersedia”. Ungkapan tersebut mengajak kita untuk selalu bergerak dan melakukan perubahan, agar kita tidak menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga ini dengan hal-hal yang kurang bermanfaat. Bukan berarti tidak boleh istirahat, namun kita beristirahat untuk menampung kekuatan agar bisa melompat lebih tinggi.
“ Demi masa, Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran” Q.S. Al-‘Ashr.
Dari surah ini telah disebutkan bahwa manusia itu akan rugi, jika dia tidak beriman, tidak mengerjakan kebajikan dan tidak saling menasihati. Meskipun saling menasihati dalam hal yang dianggap sepele misalnya punya teman yang sering buang sampah sembarangan, ya ditegur dan tentunya dengan cara yang baik pula. Coba seandainya kita mendiamkan setiap orang yang membuang sampah tidak pada tempatnya, dan suatu saat sampahnya menggunung dan akibatnya banjir. Nah, siapa yang harus disalahan?? tentunya salah kita dan orang buang sampah tersebut. Jangan suka mencari kambing hitam, tapi intropeksi diri kita masing-masing.
Dilihat dari waktu yang telah berlalu, sekian detik yang terbuang, sepanjang hembusan nafas kita dari saat kita dilahirkan sampai saat dewasa ini. Apa sudah sebanding nikmat yang kita dapat dengan catatan kebaikan kita, apa sudah terbalaskan dengan rasa syukur kita? Terlalu naif kalau kita sudah menyerukan kalau kita sudah benar-benar bersyukur. Rasa syukur kita hanya setetes air di tengah lautan nikmat yang tersedia. Sama sekali tidak sebanding. Lalu apakah kita tidak malu, saat nanti ditanya, mana rasa syukurmu?? Dan kita mempersembahkan rasa syukur yang sekecil atom, tanpa bungkus indah tapi hanya kresek hitam yang berlumpur.
Kawan, waktu kita terlalu berharga, jika harus diisi dengan kesia-siaan. Banyak hal yang positif dan jauh lebih indah daripada membuangnya bak kulit kacang. Jadi mulai detik ini, saat ini, marilah kita tebar kebaikan dan keselamatan. Jangan pernah ditunda, karena kesempatan dari tuhan itu berharga dan belum tentu datang untuk kedua kalinya.
0 komentar :
Post a Comment
Untuk kemajuan blog ini, silahkan keluarkan kritik dan komentar anda! Thanks :)